Text
Batik sirih sekapur di Kabupaten Bungo
INTISARI
Penelitian yang berjudul “Batik Sirih Sekapur Di Kabupaten Bungo”. Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana bentuk motif batik sirih sekapur; apa fungsi batik sirih sekapur, dan apa makna yang terkandung pada motif batik sirih sekapur. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui, memahami, mengidentifikasi, mendokumentasi dan mendiskripsi ragam bentuk motif, fungsi dan makna yang terdapat pada motif kain batik sirih sekapur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena sesuai dengan kajiannnya yang bersiftat deskriptif. Data yang didapat kemudian dianalisis berdasarkan pada teori Miles dan Huberman dalam Sugiyono yang mengemukakan beberapa tahap dalam menganalisis data kualitatif yaitu, reduksi data, penyajian data, dan menyimpulkan hasil proses untuk menjawab permasalahan dan tujuan sehingga ditentukan saran dan masukan untuk pemecahan permasalahan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa batik sirih sekapur memiliki beragam motif yang distilisasi dari lingkungan alam Kabupaten Bungo seperti tumbuh-tumbuhan yaitu motif bambu, pakis, bambu pakis bungo rayo, bungo rayo, buah kundur dan kembang suko menanti; motif binatang: ikan semah Jujuhan, tanduk ruso dan ruso sekandang; dan nama daerah: hutan rantau pandan dan lubuk larangan. Batik sirih sekapur lebih berfungsi sebagai busana kerja, acara pesta, acara adat, dan event-event nasional dengan bentuk dress, kemeja lengan panjang dan pendek. Ciri khas batik sirih sekapur ini nampak pada motif yang terinspirasi dari alam Kabupaten Bungo, diciptakan sendiri oleh ibu Nur Ida Setyowati. Motif tersebut memiliki makna tentang kehidupan bermasyarakat di Kabupaten Bungo dan keindahan alamnya.
Kata Kunci: Batik, Motif, Fungsi, Makna.
Tidak tersedia versi lain