Text
Tari Ngagah Harimau Sebagai Bentuk Perwujudan Distorsi Ritual Masyarakat Pulau Tengah Kabupaten Kerinci: Tinjauan Perspektif Semiotika: tesis : CD
Masyarakat Pulau Tengah memiliki suatu perilaku ritual yang disebut ritual Ngagah Harimau atau disebut juga sebagai upacara Tradisi Bayar Bangun. Ritual ini dilakukan apabila ditemukan harimau mati di hutan, adapun pelaksanaan ritual ini dimaksudkan unutk menjaga perkampungan dari bahaya serangan harimau. Pada saat ini ritual Ngagah Harimau tidak dilakukan lagi, oleh karena itu Harun pasir, berusaha melakukan distorsi terhadap ritual tersebut yang kemudian wujud dalam bentuk seni pertunjukan tari Ngagah Harimau. Dari fenomena tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana realitas ritual Ngagah Harimau dan perubahan-perubahan nilai apa yang wujud dalam tari Ngagah Harimau sebagai gambaran dari perubahan nilai yang sedang berlangsung dalam masyarakat dan bagaimana bentuk identifikasi beberapa simbol di dalam tari Ngagah Harimau, dan bagaimana simbol tersebut berinteraksi dengan para pemain dan penonton. Lokasi penelitian berada di Desa Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian memperoleh temuan bahwa adanya perubahan sosial budaya yang sedang berlangsung dalam kehidupan masyarakat Pulau Tengah dilihat dari sistem kepercayaan, mata pencaharian, teknologi, dan ilmu pengetahuan. Perubahan tersebut juga memberi dampak terhadap keberadaan Ritual Ngagah Harimau yang sudah tidak dilaksanakan lagi, oleh karena itu Harun Pasir menciptakan tari Ngagah Harimau. Adapun temuan simbol yang terdapat pada tari Ngagah Harimau yaitu, gerak, penari, kostum, dan teks. Kata Kunci : ritual ngagah harimau, perubahan sosial budaya, tari ngagah harimau, simbol.
Tidak tersedia versi lain