Text
Perubahan Gending Kebo Giro Ke Hadrah Sholawat Nabi Mahallul Qiyam Dalam Tradisi Temu Manten Di Desa Bumi Mulya Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau : skripsi + CD
Temu Manten adalah tradisi dalam prosesi adat pernikahan Suku Jawa. Temu Manten dalam bahasa Jawa berarti bertemu atau mempertemukan mempelai wanita dengan mempelai pria di kediaman mempelai wanita dalam rangkaian prosesi adat pernikahan. Pada saat prosesi Temu Manten berlangsung, digunakan Gending Kebo Giro sebagai iringan khas tradisi Temu Manten tersebut. Gending Kebo Giro dimainkan mulai dari awal rangkaian prosesi sampai rangkaian tradisi Temu Manten berakhir. Seiring berjalannya waktu, tradisi Temu Manten di Desa Bumi Mulya telah mengalami beberapa perubahan yang cukup signifikan, salah satunya adalah bergantinya musik iringan pada prosesi Temu Manten. Musik iringan yang biasanya menggunakan Gending Kebo Giro saat ini diiringi dengan Hadrah Sholawat Nabi Mahallul Qiyam. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan etnografi sebagai pendekatannya. Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka, observasi, dan wawancara. Melalui teori perubahan oleh Gerth and Mills sebagai teori utama didapatkan hasil penelitian bahwa: perubahan penggunaan gending ke hadrah disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya faktor perkawinan antar suku, pengaruh budaya Melayu, dan alasan pengeluaran jumlah materi. Kata Kunci: Temu Manten, Gending Kebo Giro, Hadrah, Perubahan, Desa Bumi Mulya
Tidak tersedia versi lain