Text
“Two Be one” terinspirasi dari kesenian gandang tambua dalam upacara tabuik di Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat: skripsi karya seni + CD
Upacara tabuik merupakan acara tahunan bagi masyarakat Pariaman yang dilaksanakan sejak awal hingga pertengahan Muharram setiap tahunnya. Prosesi upacara tabuik dibagi menjadi sembilan bentuk ritus diantaranya, maambiak tanah, maambiak batang pisang, maradai, mahatam, maarak jari-jari, maarak saroban, tabuik naiak pangkek, upacara mahoyak tabuik, dan upacara mambuang tabuik. Melihat dari sembilan bentuk ritus tabuik tersebut, pengkarya lebih tertarik pada upacara mahoyak tabuik, Upacara mahoyak tabuik merupakan upacara puncak dari seluruh rangkaian upacara Tabuik. Upacara ini dimulai dari pukul 11.00-16.00. Dua tabuik gadang (tabuik besar) dihoyak di jalan utama antara Simpang Tugu Tabuik hingga ke pasar Pariaman. Masing-masing pendukung akan mengoyak dan mengusung tabuik, bahkan membawa berlari ke arah tabuik lain untuk membangun suasana menjadi panas, meriah, dan atraktif dengan diringi oleh permainan gandang tambua yang memainkan lagu sosoh. Berdasarkan pengamatan dan analisis pengkarya terhadap spirit dari permainan lagu sosoh pada saat tabuik pasa dan tabuik subarang bertemu, pengkarya menemukan adanya perubahan tempo yang bersifat situasional yang di pengaruhi oleh suasana pada saat mahoyak tabuik, perubahan tempo yang dimaksud adalah ketika suasana mahoyak tabuik semakin panas, maka temponya akan semakin naik serta pemain gandang tambua akan semakin atraktif, hal inilah yang pengkarya jadikan sebagai ide dasar penggarapan komposisi musik baru dengan pendekatan “World Music”.
Tidak tersedia versi lain