Text
Badikia dalam ritual managakan batu mejan di Nagari Ulakan Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman :skripsi + CD
"Nagari Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman merupakan daerah yang terkenal dengan keberadaan Syekh Burhanuddin, yang dikenal sebagai penyebar agama Islam di Minangkabau, khususnya tarekat Syattariyah. Bahkan untuk mengingat dan mengenang jasa Syekh Burhanuddin para jamaah tarekat Syattariyah selalu menziarahi makam Syekh Burhanuddin di Nagari Ulakan. Salah satu praktik religius setelah kematian Syekh Burhanuddin di Nagari Ulakan yaitu, Badikia dalam ritual managakan batu mejan. Ritual dikia dilaksanakan untuk memperingati 100 hari kematian. Ada beberapa rangkaian ritual yang ada pada ritual dikia yaitu adanya ritual managakan batu mejan, yaitu menancapkan batu mejan pada makam orang yang telah meninggal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk, struktur, serta fungsi dari penyajian badikia dalam ritual managakan batu mejan. Dalam rangka pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dibantu dengan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi, untuk menghasilkan data deskriptif yang bersifat analitik berdasarkan teori dan pendapat-pendapat yang konseptual dari para ahli. Proses pengolahan data seperti itu telah menghasilkan suatu formulasi penelitian, bahwa badikia dalam ritual managakan batu mejan merupakan sarana ritual agama bagi masyarakat Nagari Ulakan, khususnya bagi kelompok pengikut tarekat Syattariyah, dapat dilihat dari tata cara pelaksanaan kegiatan ritual dikia yang memiliki beberapa ciri-ciri dan fungsi bagi pelaksanaan ritual. Fungsi dari pelaksanaan ritual dikia yaitu untuk melakukan ibadah sunah dengan cara membacakan kalimat puji-pujian kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, serta mempunyai kepuasan bathin jika telah melakukannya ritual dikia.
Kata Kunci: badikia, ritual, managakan batu mejan, 100 hari kematian."
Tidak tersedia versi lain