Text
Menyutradarai film fiksi pitaruah dengan pendekatan gestur untuk memperlihatkan ketertekanan tokoh utama: skripsi karya + CD
"Karya Seni Film” Menyutradarai Film Fiksi Pitaruah Dengan Pendekatan Gestur Untuk Memperlihatkan Ketertekanan Tokoh Utama” film ini pengkarya ciptakan dengan maksud untuk mengangkat persoalan fenomena kehidupan masyarakat Minangkabau di Sumpur Kudus ke dalam bentuk film drama keluarga dengan pendekatan gestur. Dalam realisasi gestur ini bertujuan untuk memvisualkan kisah-kisah sedih pada perjalanan kehidupan tokoh utama Malin agar terwujudnya ketertekanan tokoh utama Malin. Kehidupan yang keras membuat kepribadian tokoh utama menjadi kuat. Malin merupakan seorang anak yang berkepribadian jujur, sopan dan santun pada orang tuanya. Tokoh adalah anak laki-laki pertama dalam keluarganya, hidup sebagai anak yatim membuat Malin ikut berjuang memikul tangung jawab Ayahnya yang telah memberikan suatu Pitaruah kepadanya untuk selalu menjaga dan merawat Ibunya Miswarni yang tengah sakit-sakitan. Malin sering tidak pergi sekolah karena tidak ada biaya untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya, ditamba keadaan penyakit Ibunya yang semakin parah membuat tokoh sering terpukul akan kerasnya hidup yang dilalui. Ejekan dan hinaan teman-teman di sekolah karena kehidupan tokoh miskin membuat ia merasa minder untuk bercengkrama dengan teman-teman lainya. Rehan dan Lastri adalah dua sosok teman sekaligus sahabat yang selalu memberi pengertian, semangat, dan motivasi kepada Malin. Mereka selalu ada membantu dikalah Malin sedang ditimpa musibah. Terlebih ketika Ibunya dirawat di Puskesmas dua temanya berjuang bersama Malin mencarikan uang untuk biaya pengobatan. Perbedaan latar belakang suku dan budaya orang tua, membuat Malin tidak merasakan perlakuan yang sama seperti anak-anak yang lainya mendapatkan kehidupan yang layak di Minangkabau. Terutama dalam pembagian harta pusaka, Malin tidak mendapatkan hak dikarenakan Ibunya bukan orang bersuku Minangkabau. Keadaan sosial yang keras membuat tokoh harus berangkat ke perantauan untuk menyambung dan merobah kehidupannya. Tokoh tidak memikirkan usianya yang masih kecil untuk pergi meninggalkan tanah kelahiranya. Konsep estetika yang pengkarya ciptakan ini yaitu keindahan pengadeganan lewat gestur memperkuat akting tokoh utama Malin sewaktu membawakan karakter sebagaimana yang ada dalam naskah. Unsur lain yang mendukung yaitu mise en scene yaitu pada seting, artistik, wardrobe, properti dan akting pemain. Unsur-unsur ini akan menumbuhkan cita rasa pada karya ini, terutama memunculkan rasa sedih, peduli, dan motivasi dari cerita film Pitaruah kepada penonton. Pemirsa akan merasakan bagaimana lika-liku perjalanan kehidupan keras yang tengah dialami oleh seorang anak asal Minangkabau yang sangat bertangung jawab atas kepercayaan dan amanah dari orang tuanya. Nilai-nilai pendidikan akan terlihat dari unsur naratif dan keindahan akan terbangun melalui sinematiknya pada karya ini. Kata kunci: Film fiksi, Pitaruah, gestur."
Tidak tersedia versi lain